Business Model Canvas
Apa itu
Business Model?
Buat kita
yang akan memulai suatu bisnis baru atau sedang menjalankan bisnis kadang kita
sering bertanya sama diri sendiri atau sama orang kenapa sih bisnis saya tidak
maju, apa yang salah dengan bisnis saya. Atau saya mendapatkan hasil yang bagus
dari bisnis saya saat ini, tapi bagaimana saya mengembangkan bisnis saya? Apa
yang bisa saya lakukan untuk mengembangakan bisnis ini? Atau bagi yang lebih
advance lagi akan bertanya apa strategi bisnis saya yang akan datang? Bagaimana
rupa organisasi saya ke depan?
Pertanyaan-pertanyaan
diatas kadang sulit kita jawab karena kita tidak punya alat untuk memotret
usaha kita. Untuk mengevaluasi rencana bisnis atau bisnis yang kita sedang
jalani kita perlu melihat dari sudut pandang yang jelas dan utuh mengenai model
bisnis kita. Nah Business Model Canvas adalah salah satu alat untuk membantu
kita melihat lebih akurat bagaimana rupa usaha yang sedang atau kita akan
jalani. Dengan tool ini kita seakan melihat bisnis dari gambaran besar namun
tetap lengkap dan mendetail apa saja elemen-elemen kunci yang terkait dengan
bisnis kita. Dengan demikian kita bisa melihat gambaran utuh yang sangat
membantu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar bisnis kita. Dengan
mengevaluasi satu demi satu elemen2 kunci kita jadi lebih mudah menganalisis
apa yang kurang tepat, dan pada akhirnya kita bisa mengambil langkah untuk
mencapai tujuan bisnis kita.
Business
model canvas
Alexander
Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah
framework yang sederhana dan mudah dimengerti untuk menggambarkan bisnis kita
yaitu Business Model Canvas. Pada business model canvas ini ada sembilan kotak
yang merepresentasikan elemen2 kunci yang secara umum akan ada pada semua model
bisnis. Kesembilan hal tersebut adalah:
1
Customer segments
2
Value proposition
3
Channel
4
Customer relationship
5
Revenue stream
6
Key resource
7
Key activities
8
Key partners
9
Cost
1. Customer
segment
Customer
segment adalah kelompok target konsumen yang akan atau sedang kita bidik untuk
menjadi pelanggan kita. Hal yang harus diperhatikan dalam segmentasi pelanggan
adalah, kita harus benar2 bisa mendefinisikan secara spesifik siapa segment
target pelanggan kita.
2. Value
Proposition
Value
proposition atau mudahnya produk, adalah hal yang kita tawarkan ke target
konsumen kita. Misalnya kita jualan bahan makanan organik ke komunitas
vegetarian, jualan kreasi dari batik untuk anak muda, jualan aplikasi untuk
android misalnya, atau kita menawarkan jasa pelatihan bisnis ke mahasiswa dan
UKM, atau arsitek yang jualan jasa desain ke pelanggan yang mau renovasi
rumahnya dll.
Kenapa lebih
cocok disebut value proposition adalah biar kita ga terjebak sama istilah
produk yang selalu identik dengan barang, sementara value proposition kan ga
selalu tentang barang, dia sifatnya lebih luas seperti jasa arsitek atau jasa
konsultasi n pelatihan bisnis, atau jasa fotografi, bahkan gabungan produk dan
jasa seperti kalo masang kawat gigi dll.
3. Channel
Saat ini
kita udah punya customer segment dan value proposition/produk yang siap
ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sekarang adalah bagaimana kita
bisa memberikan produk/jasa yang konsumen butuhkan untuk sampai ke tangan
mereka?
Untuk
menyampaikan value proposition ke konsumen kita perlu channel. Channel adalah
cara yang digunakan untuk memberikan value proposition kita ke konsumen. Cara
ini bisa sangat bermacam2 tergantung dari segmen konsumen yang kita bidik.
Chanel ini adalah salah satu hal yang sangat perlu diperhatikan, karena kalo
kurang tepat kita ga bisa meraih target segmen kita. Channel bisa juga disebut
bagaimana cara kita menyampaikan produk kepada konsumen. Channel tersebut bisa
berupa penjualan langsung, bisa juga melalui distributor, melalui tenaga
marketing, bisa juga melalui website seperti forum forum terbuka melalui thread,
facebook , twitter, kaskus, mindtalks, dll
Macam-macam
channel bisa dilakukan, makin kreatif kita menciptakan channel penjualan makin
besar peluang kita untuk unggul dalam persaingan dan efektif dalam menjaring
pelanggan. Kunci dari pemilihan channel ini adalah cara yang tepat untuk
menyampaikan value proposistion kepada segmen target kita.
4. Customer
Reationship
Salah satu
misi marketing adalah untuk terus menambah lagi konsumen yang bisa dilayani.
Hal ini tentunya berarti semakin banyak penjualan. Cara untuk mendapatkan,
menambah jumlah konsumen dan untuk mempertahankan konsumen agar terus setia
dengan kita adalah dengan membuat hubungan baik dengan pelanggan. Ini yang
dimaksud dengan customer relationship, yaitu wadah untuk terus berhubungan dan
semakin mempererat hubungan dengan pelanggan kita.
Di era nya
teknologi informasi dan komunikasi sangat banyak cara untuk membuat hubungan
dengan konsumen. Sebut aja website, facebook, twitter, kaskus, thread n forum,
bbm, ym, whatsapp dll. Semua itu bisa dijadikan cara untuk menjalin hubungan
dengan konsumen. Dengan hubungan yang lancar tersebut kita bisa dengan mudah
menyampaikan sesuatu kepada konsumen kita misalnya produk baru, diskon,
penawaran khusus dll. Dan yang ga kalah penting adalah kita bisa dapet info
tentang apa yang jadi keinginan dari konsumen kita.
5. Revenue
Stream
“sebuah
bisnis yang baik dan mantap harus memiliki arus pendapatan (revenue stream)
yang sangat jelas dan masuk akal”
Setelah kita
mengisi lalu mengutak atik keempat elemen di atas kita mulai isi lagi kotak ke
lima yaitu revenue stream. Revenue stream ini adalah salah satu yang sangat
penting karena inilah nafas yang membut usaha kita tetap hidup.
Kita sudah
rancang dengan cermat empat elemen yaitu value proposition (jasa/produk) yang
kita tawarkan, lalu dengan jelas kita telah menentukan target segmen (customer
segment) yang kita tuju, lalu kita juga telah menentukan channel penjualan kita
dan menentukan bagaimana membangun hubungan dengan konsumen (customer relationship).
Pertanyaan berikutnya dan salah satu yang terpenting adalah bagaimana bsnis
kita bisa menghasilkan uang?
Pada umumnya
bisnis, terutama perdagangan menghasilkan uang dari keuntungan penjualan, atau
kadang disebut laba atau profit. Laba atau profit adalah salahsatu model
revenue stream yang sederhana. Profit didapat dari selisih semua pendapatan
penjualan (omzet) dikurangi semua biaya. Conto kalo kita jualan makanan buka
puasa misalnya es teler, berarti profit secara sederhana adalah semua uang dari
penjualan dikurangi biaya bahan+upah kerja+biaya listrik+sewa tempat+kemasan.
Namun
demikian tidak semua model bisnis menghasilkan uang dari selisih
penjualan-biaya (profit) aja. Misalnya bisnis jasa. Model bisnis perusahaan
yang menawarkan jasa tentu tidak menghasilkan uang dari profit (saja) tapi yang
lebih utama adalah dari pembayaran atas jasa yang diberikan. Contoh model
bisnis jasa ini ada jasa konsultasi, jasa pembuatan desain arsitektur, desain
web, biro iklan, jasa fotografi produk dan masi banyak lagi. Ada juga beberapa
model usaha yang menghasilkan uang dari komisi, biaya iklan, atau ada juga
model pay per click kalo di web advertising ada juga yang menghasilkan uang
dari royalty fee, frenchise fee ada juga yang revenue stream nya beberapa dia
dapet bayaran jasa + komisi juga dari supplier, misalnya dokter, dia dapet dari
pembayaran jasa nya dan juga dapet dari perusahaan obat karena sudah menuliskan
resep obat dengan merk tersebut dan banyak model lain dari revenue stream ini.
6. Key
Resource
Kalo di
translate Resource kira-kira artinya Sumber daya (sumber daya yang utama),
maksudnya resource yang kita punya, atau kita harus punya. Key resource ini
adalah syarat yang harus dipenuhi atau resource yang harus kita miliki untuk
melakukan aktivitas utama bisnis kita.
7. Key
Activities
Key
Activities adalah apa saja kegiatan utama yang perlu dilakukan agar bisnis
kita berjalan, kalo kegiatan ini tidak bisa dilakukan ya bisnis tidak jalan.
Ini menentukan apa yang dilakukan dengan bisnis kita.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment